Nasional
SAMPAH MENJADI PERSOALAN UTAMA DI KOTA MEDAN

Berita sepekan
Medan (Sumut).
Salah satu paling utama persoalan kota Medan adalah sampah, di mana persoalan sampah ini sudah menjadi: “Momok” bagi warga.
Hal ini tampak nyata dengan kondisi kota Medan saat ini terlihat kotor dan kumuh.
Sehingga tidak mengherankan Kota Medan, kalau beberapa bulan yang lewat, Kota Medan mendapat Predikat dengan Gelar Kota terkotor se Indonesia dari Kementrian Lingkungan Hidup ( KLH).
Ade Sandrawati Purba SH MH Seorang Pengamat lingkungan kota Medan mengatakan, bahwa ada yang kurang dalam pengelolaan sampah di kota Medan. Menurutnya apa yang dilakukan selama ini , sama sekali tidak berpengaruh apa pun dalam menyelesaikan persoalan Sampah di kota Medan ini.
” selama ini, yang di lakukukan hanya memindahkan Sampah dari rumah ketempat penampungan sampah. Hal ini cenderung akan menimbulkan masalah baru, atau sekedar memindahkan masalah kota ketempat yang lain. Kata Sandra pada wartawan Sabtu 22-6-2019 kemarin.
Menurutnya, cara seperti itu sudah jelas tidak cocok lagi untuk sebesar kota Medan. Di tegaskannya dengan cara konvensional seperti itu, maka persoalan sampah di Medan ini tidak akan teratasi, malahan akan menimbulkan masalah yang baru lagi.
” ketika sampah hanya dipindahkan dari rumah warga ke tempat penampungan, maka itu disebut memindahkan masalah dan itu juga sangat kontenporer. Artinya, akan ada batas atau limit sebuah penampungan, sampai akhirnya sampai ke titik paling jenuh. Pada titik jenuh itu, maka akan terpaksa mencari lokasi penampungan yang lain. Demikian seterusnya dimana persoalan sampah tidak pernah kunjung selesai.” Papar Derektur LBH MHKI (masyarakat Hukum Kesehatan Indonesia).
Selain tidak dapat menyelesaikan masalah, persoalan yang lain akan muncul menimpa warga sekitar penampungan sampah. Utamanya dari aspek kesehatan dan hal negatif lainya, katanya
Belum lagi kerusakan Tanah dan lingkungan yang di sebabkan oleh penumpukan sampah dengan jumlah sangat besar. Selain itu, tanah disekitarny akan rusak dan membuat resapan air juga terganggu.
Ade sandra mengatakan, mengenai pengolahan sampah ini memang memerlukan dukungan semua pihak, mulai dari warga sampai pemangku jabatan terkait” tentu semua harus paham dulu tentang sampah dan Warga harus di berikan pemahaman tentang sampah. Disinilah dibutuhkan peran seorang Lurah dan kepala lingkungan untuk mengedukasi masyarakat, bbbagaimana cara memberlakukan sampah, katanya.
Dijelaskannya, bahwa sampah itu terdiri dari unsur yang terurai dan tidak terurai.” Ada sampah dapur, ada kertas dan ada plastik dan lainnya. Nah warga tinggal di berikan pengarahan, agar memisahkan tiap tiap sampah menurut jenisny masing masing ketempat wadah yang berbeda. Demikian seterusnya sampai ketempat penampungan sementara. Di penampungan tadi sampah bisa dikelola menurut sifat dan jenisnya. Apakah musnahkan yang bisa di musnahkan, atau yang bisa di daur ulang di kumpulkan untuk di bawa ke Pabrik. Sebenarnya sederhana caranya menjadikan sampah menjadi uang.
Meski teorinya terkesan sederhana, mengatasi persoalan sampah untuk sebuah kota besar, memang butuh niat,” anggaran untuk itukan sudah ada”. Katanya.
Ditegaskan Ade, sudah tidak masanya lagi mengurus sampah di kota Medan dengan cara konvensional. Karena saat ini seluruh kota berpacu menuju moderisasi. Ini sudah 5G, semua serba cepat dan tepat. Jadi kalau ada yang mengatakan ide soal sampah ini, terlalu maju, maka baiknya mereka berpikir ulang untuk tinggal di kota.
Apalagi menjadi pejabat di kota, tutup oleh Ade sandrawati Purba